Kamis, 01 April 2010

Kenali PMS (PreMenstruational Syndrom)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKcKwpcHjpw_XFb3k0N3aunw3UI7SqhiwakrQ6aGBwzeh7qcG5GasEbQjXbZBTUZuDzux62RPeEhdlttq2ZJlT9WoT72YXcBpZo6Ntt91DV0axrcFBUz9O-vpGI58GvocY0ZlYVGZIcRk/s320/DP+2.jpgMenstruasi (Haid) adalah suatu peristiwa alamai yang dialami oleh semua wanita sehat; dan merupakan proses yang sangat dipengaruhi oleh hormon wanita (Estrogen dan Progesteron). Dimulai pada saat akil balig (11-14 tahun) hingga berakhir pada usia sekitar 50-an (Menopause), haid merupakan proses peluruhan dinding rahim akibat sel telur yang tidak dibuahi, dan biasanya diikuti dengan proses keluarnya darah,lendir dan jaringan endometrium (dinding rahim). Proses ini seringkali disetai dengan rasa neri seperti diremas-remas pada bagian bawah perut, pusing, pegal-pegal, keram dan sebagainya, yang bervariasi pada setiap individu.
Apakah Anda sering mendapat masalah emosi setiap menjelang haid yang mengakibatkan mood menjadi bete sehari penuh? Ataukah Anda pernah menjadi korban daripada wanita yang marah-marah sepanjang hari menjelang haid-nya? Bisa jadi Anda perlu mengetahui lebih lanjut mengenai Pre MenstrualSyndrome yang dialami wanita sebelum mengecapnya sebagai wanita yang harus dijauhi. Artikel ini adalah artikel yang tepat bagi Anda yang merasa mengalami kesulitan berkomunikasi dengan wanita dengan PMS ataupun bagi Anda yang inginlebih mengetahui tentang siklus harian Anda.
Nama lain PMS adalah PreMenstrual Tension yang merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis,dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita. Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini dapat hilang begitu dimulainya pendarahan,namun dapat pula berlanjut setelahnya. Pada sekitar 14 persen perempuan antara usia 20 hingga 35 tahun, sindrom pramenstruasi dapat sangat hebat pengaruhnya sehingga mengharuskan mereka beristirahat dari sekolah atau kantornya.
Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan antara16-45 tahun mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu.Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang wajar bagi wanita usia produktif. Sekitar 40% wanita berusia 14-50 tahun, menurut suatu penelitian, mengalami sindrom pra-menstruasi atau yang lebih dikenaldengan PMS (pre-menstruation syndrome). Bahkan survei tahun 1982 di AmerikaSerikat menunjukkan, PMS dialami 50% wanita dengan sosio-ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi.
PMS memang kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid.Sindrom itu akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai haid.
Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni ketidak seimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Teori lain mengatakan karena hormon estrogen yang berlebihan. Para peneliti melaporkan, salah satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki adalah adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptordan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Kemungkinan lain, itu berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita.
Pencegahan PMS (sindrom pra-menstruasi) dapat dilakukan melalui diet yang tepat dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  • Batasi kosumsi makanan tinggi gula, tinggi garam, daging merah(sapi dan kambing), alkohol, kopi, teh, coklat, serta minuman bersoda.
  • Kurangi rokok atau berhenti merokok.
  • Batasi konsumsi protein (sebaiknya sebanyak 1,5 gr/kg berat badan per orang).
  • Meningkatkan konsumsi ikan, ayam, kacang-kacangan, dan biji-biji-bijian sebagai sumber protein.
  • Batasi konsumsi makanan produk susu dan olahannya (keju, es krim, dan lainnya) dan gunakan kedelai sebagai penggantinya.
  • Batasi konsumsi lemak dari bahan hewani dan lemak dari makanan yang digoreng.
  • Meningkatkan konsumsi sayuran hijau.
  • Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung asam lemak esensial linoleat seperti minyak bunga matahari, minyak sayuran.
  • Konsumsi vitamin B kompleks terutama vitamin B6, vitamin E, kalsium, magnesium juga omega-6 (asam linolenat gamma GLA).
Di samping diet, perhatikan pula hal-hal berikut ini untuk mencegah munculnya PMS:
  • Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara teratur.
  • Menghindari dan mengatasi stres.
  • Menjaga berat badan. Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko menderita PMS.
  • Catat jadwal siklus haid Anda serta kenali gejala PMS-nya.
  • Perhatikan pula apakah Anda sudah dapat mengatasi PMS pada siklus-siklus datang bulan berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar